“Politik Uang / Money Politic” Yang dulunya dianggap melanggar, sekarang dianggap wajar, malah jadi modal utama untuk berpolitik.


 “Politik Uang / Money Politic” Yang dulunya dianggap melanggar, sekarang dianggap wajar, malah jadi modal utama untuk berpolitik.

Politik Uang atau money politic, yang dulu katanya dianggap melanggar atau dapat merusak demokrasi, sekarang  kalau mau berpolitik katanya harus siapkan uang dulu yang utama, dan ini sudah terang-terangan dibicarakan terkait biaya dalam berpolitik.

Setiap tingkatan sudah ada tarifnya, tingkat kabupaten berapa, provinsi berapa, nasional berapa, untuk pilpres bahkan hingga triliunan. Setiap 5 tahun sekali, tentunya tarif ini mengalama kenaikan.  Yang menjadi penyebab kenaikan tarif tersebut juga dipengaruhi  naiknya permintaan dari pemilih yang memang biasanya menerima uang  untuk memilih. Dan pemilih seperti ini jumlahnya banyak sekali. Yang pasti jumlahnya jauh lebih banyak dibanding pemilih yang memang memilih tanpa harus diakomodir dalam bentuk apapun, tapi memilih atas pertimbangan serta pengetahuan yang dimiliki.

Nah kalau memang demikian faktanya yang terjadi;

Apakah masih pantas kita berharap Indonesia bebas korupsi?

Apakah  mungkin  adanya perubahan yang lebih baik?

Jadi kalau kita kembali bahwa politik uang atau money politic itu dapat merusak demokrasi, artinya demokrasi kita ini memang  sekarang sudah rusak. Jadi wajar kalau negara rusak, karena memang dikelola oleh mereka yang  dihasilkan dari sistem yang rusak.

Sampai di sini paham??? Ayo mikir...

Penulis : Eka S Darmawan (Ketua Umum LSM SAYA INDONESIA)


Mari "Berbagi Kebaikan" bersama kami, melalui Rekening Lembaga Swadaya Masyarakat SAYA INDONESIA 

Bank BRI

Nama Rekening : LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT SAYA INDONESIA

Nomor Rekening : 3201-01-011782-53-7


#SAYAINDONESIA

#BerbagoKebaikan

#Indonesia

#ekahope

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lembaga Swadaya Masyarakat SAYA INDONESIA