Rasulullah SAW Lebih Memprioritaskan Ibadah Sosial Daripada Ibadah Individual

 

Baik haji maupun umrah merupakan ibadah yang bernilai. Rasulullah SAW bersabda, "Ibadah umrah pertama sampai ibadah umrah kedua akan menutupi dosa-dosa kecil antara keduanya, sedangkan haji yang mabrur tidak ada balasan lain kecuali surga" (HR Bukhari-Muslim).

Akan tetapi, Islam juga menganjurkan umat untuk memiliki kepekaan sosial. Dalam hal ini, orang yang mampu melaksanakan haji berkali-kali tak ada salahnya untuk memilih ibadah sosial. Sebagai contoh, menyantuni anak-anak yatim.

Dalam sebuah hadist sahih, Rasulullah SAW bersabda, "Saya dan penyantun anak yatim seperti dua jari ini di surga." Nabi SAW menunjukkan jari telunjuk dan jari tengahnya.

Dalam hadist ini, beliau tak hanya menjanjikan surga kepada orang-orang beriman yang penyantun anak yatim. Nabi SAW lebih lanjut menunjukkan, pelaku amalan itu akan berada bersama beliau kelak di surga yang sama. 

Seorang Muslim yang memiliki kemampuan untuk berhaji dan dia belum pernah melaksanakannya, maka wajib baginya menjalankannya, tanpa harus balasannya. Sedangkan Muslim yang sudah berhaji dan memiliki dana lebih, seyogianya memikirkan pahala dan manfaat terbaik baginya, dibandingkan haji berulang yang hukumnya sunah.

Bandingkanlah. Ibadah haji memerlukan persiapan fisik dan mental yang tak ringan. Adapun menyantuni anak yatim merupakan ibadah yang sangat mudah, tidak memerlukan persiapan fisik dan mental apa pun. Alhasil, menyantuni anak yatim adalah ibadah yang sungguh sangat ringan untuk dikerjakan. Padahal, balasan yang dijanjikan Allah SWT ialah surga yang sama dengan Rasulullah SAW.

Ini menunjukkan, Rasulullah SAW lebih memprioritaskan ibadah sosial daripada ibadah individual. Bahkan, Nabi SAW sendiri sesungguhnya memiliki kesempatan berhaji setidaknya tiga kali. Akan tetapi, sepanjang hayatnya hanya satu yang beliau laksanakan. Beliau juga mempunyai ratusan kali kesempatan berumrah. Namun, beliau hanya menjalankan umrah sunah dua kali.

Rasulullah SAW lebih memprioritaskan untuk berinfak fi sabilillah, menyantuni janda-janda, fakir miskin, anak-anak yatim, dan pelajar-pelajar yang miskin. Karena manfaatnya jauh lebih besar bagi umat.

Maka, sudah selayaknya seorang Muslim untuk meniru apa-apa yang dicontohkan Rasulullah SAW. (24/07/2022) 


Mari "Berbagi Kebaikan" bersama kami, melalui Rekening Lembaga Swadaya Masyarakat SAYA INDONESIA :

Bank BRI

Nama Rekening : LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT SAYA INDONESIA

Nomor Rekening : 3201-01-011782-53-7


Ingin bergabung dan Info selengkapnya, silahkan hubungi kami di : https://wa.me/message/6EW7GPXXZR5FB1


#SAYAINDONESIA

#BerbagiKebaikan

#Indonesia

Hotel Aneh, Unik, Kreatif Dan Inovatif Di Kota Cirebon

 

Dalam dua malam di Kota Cirebon, saya menginap di Hotel MD7, berlokasi di jalan Siliwangi. Di lokasi ini dulunya Hotel IBIS, tapi entah kenapa beralih jadi hotel MD7. Lupa saya belum nanya kenapa pula diberi nama yang mengundang tanya, ini rangkaian keanehan pertama yang bikin penasaran.

Untuk ukuran hotel yang berada di pusat kota, harganya relatif murah dibanding hotel sekelas Santika apalagi Novotel yang biasanya Rp500.000,- ke atas. Yang memikat saya itu keanehan yang sudah kerasa sejak saya cek in kamis sore lalu (14/07/2022). Lho, mana front desk nya yang buat cek-in nih, bukannya lazimnya di lobi lantai dasar? Saya sempat ngira jangan-jangan nyasar lagi. Soalnya di lantai lobi itu begitu masuk, ternyata warung nongkrong. Seperti sofa yang lagi saya duduk sekarang. Tanya punya tanya, cek-in di lantai 2 rupanya. Singkat cerita beres urusan, karena memang sudah dipesan teman buat booking lewat traveloka.

Sekarang kembali cerita soal warung nongkrong yang di lobi tadi. Dua keanehan beruntun di awal saya tiba buat saya akhirnya jadi hal mengesankan. Seakan mau ngasih pesan bahwa hotel kami ini lain dari lazimnya hotel umumya lho.

Namun buat saya bukan sekadar aneh atau unik, tapi kreatif dan inovatif. Lobi hotel konsepnya, tamu customer yg bertandang ke hotel, bisa ngobrol dengan customer di tempat yang nyaman tapi karena adanya di resto, terpaksa harus mesan minum, snack atau makan besar, tapi dengan harga sekelas cafe upnormal atau solaria. Bukan harga warteg tapi terjangkau dan masuk akal.

Tapi ada keanehan lain yang awalnya bikin kesal juga. Pas masuk kamar, lazimnya hotel ada teko listrik buat bikin air panas. Tapi ini kok mineral waternya ada, pemanas air nggak ada. Jangan-jangan air panas harus beli, batin saya. Selain buat ngopi, saya selalu bawa kopi cap oplet karena kopi hotel semewah apapun, buat saya kurang enak.

Ternyata waktu saya tanya front desk, dispenser air panas persis di pintu keluar lift. "Itu memang buat tamu pak," kata staf hotel.

Menariknya lagi, tempat shower mandi dan toilet biasanya kan jadi satu ya. Ini terpisah. Saya nggak tahu apa idenya tapi ini keunikan lain lagi.

Intinya hotel ini keliatan benar kalau diurus secara serius, tapi juga di tangan orang2 kreatif dan inovatif. Cuma buat perokok kayak saya, kalau mau merokok ya apa boleh buat nongkrongya di kursi luar. (19/07/2022)

Penulis : DR. Hendrajit (Direktur Eksekutif Global Future Institute)

"Mari Berbagi Kebaikan Bersama Kami" atau juga dapat langsung berpartisipasi "Berbagi Kebaikan", melalui Rekening Lembaga Swadaya Masyarakat SAYA INDONESIA :

Bank BRI

Nama Rekening : LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT SAYA INDONESIA

Nomor Rekening : 3201-01-011782-53-7

 

#SAYAINDONESIA

#BerbagiKebaikan

#Indonesia

 


Lembaga Swadaya Masyarakat SAYA INDONESIA