Arus Listrik Mahasiswa Belum Tentu Mengantarkan Panas




Gerakan mahasiswa dari dulu hingga kini, sejatinya merupakan arus listrik yang mengalir dari kutub negatif ke kutub positif. Sehingga berfungsi sebagai sumber energi untuk penghasil gerak dan pengantar panas. 

Tapi gerakan mahasiswa masuk ranah sosial, bukan ranah ilmu fisika. Kalau dalam perspektif fisika, ketika arus listrik mengalir ke kutub positif, maka otomatis menjadi sumber energi untuk penghasil gerak dan pengantar panas. Arus dan tegangan menghasilkan Daya.

Namun gerakan mahasiswa adalah salah satu komponen gerakan sosial. Sehingga meski arus listrik mengalir ke kutub positif dan jadi sumber energi, belum tentu menjelma jadi sumber pergerakan dan  pengantar panas.

Lantaran gerakan mahasiswa sejatinya gerakan sosial dan berurusan dengan manusia, arus dan tegangan yang harusnya jadi gelombang gerakan yang mengandung kekuatan, intensitas dan kedalaman, rentan untuk direkayasa menjadi riak dam buih yang dangkal. Seperti kata pepatah, beriak tanda tak dalam.

Bagaimana mengantisipasi agar gerakan tidak kehilangan daya? Di sinilah pentingnya pemetaan intenal gerakan maupun pemetaan eksternal di luar lingkup komunitas mahasiswa.

Sehingga para mahasiswa tidak tergesa gesa menarik kesimpulan bahwa  bertemunya arus dan tegangan telah menghasilkan kontraksi.

Padahal itu kontraksi palsu. Dikiranya saat melahirkan telah tiba, ternyata hanya deihidrasi. (10/04/2022)

Penulis : DR. Hendrajit (Direktur Eksekutif Global Future Institute)

#SAYAINDONESIA
#BerbagiKebaikan
#Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lembaga Swadaya Masyarakat SAYA INDONESIA